06 April 2011

Menyatu Dengan Alam












Terabadi : JENTAYU PUTIH


Detik itu sengaja ku biar diriku menyatu denganmu alam

Lalu kau sambut jabat tanganku dengan kasih mesra

Dan kau belai jiwaku lewat panorama yang kau kirim ke pancaindera

Kita pun terus bercerita tentang kekasih dan hari-hari depan

Masihkah punya waktu buat kita berpimpin tangan melewati tembok batu itu.


Dan ketika aku ceritakan tentang segugus angan-angan,

Kau tersenyum lewat tiupan bayu yang kau hantar di sebalik pepohonan

Kau tahu hatiku lagi rawan hampir di mamah kecundang

Dan bisikmu aku harus bangun dari kamar nestapa

Seperti mu juga yang kekar berdiri di tengah ceracak pembangunan.


Meski ada duka di perjalanan ini

Meski dia mungkin tak mengerti apa-apa

Meski Jentayu Putih memilih sebuah bungkam panjang

Aku tetap bakal melangkah dengan yakin dan riang

Membelah awan kabut.


Aduhai,

Ternyata aku telah menemui diriku yang hilang

Dan sayap cintaku yang patah mengepak kembali

Semuanya terubat saat jiwa menyatu dengan alam.


No comments:

Post a Comment