Terabadi : JENTAYU PUTIH
Detik itu sengaja ku biar diriku menyatu denganmu alam
Lalu kau sambut jabat tanganku dengan kasih mesra
Dan kau belai jiwaku lewat panorama yang kau kirim ke pancaindera
Kita pun terus bercerita tentang kekasih dan hari-hari depan
Masihkah punya waktu buat kita berpimpin tangan melewati tembok batu itu.
Dan ketika aku ceritakan tentang segugus angan-angan,
Kau tersenyum lewat tiupan bayu yang kau hantar di sebalik pepohonan
Kau tahu hatiku lagi rawan hampir di mamah kecundang
Dan bisikmu aku harus bangun dari kamar nestapa
Seperti mu juga yang kekar berdiri di tengah ceracak pembangunan.
Meski ada duka di perjalanan ini
Meski dia mungkin tak mengerti apa-apa
Meski Jentayu Putih memilih sebuah bungkam panjang
Aku tetap bakal melangkah dengan yakin dan riang
Membelah awan kabut.
Aduhai,
Ternyata aku telah menemui diriku yang hilang
Dan sayap cintaku yang patah mengepak kembali
Semuanya terubat saat jiwa menyatu dengan alam.
No comments:
Post a Comment